Petani Milenial Tergoda Manisnya Semangka Inul di Kabunan Kabupaten Tegal
Petani milenial masyarakat Dusun Kabunan Kecamatan Dukuhwaru tertarik manisnya semangka inul. Ini mendapatkan animo dari bupati yang menyengaja tiba untuk memetik semangka itu bersama organisasi piranti wilayah.Salah satunya petani milenial, Andi Pranoto (38), Selasa (10/11) menjelaskan, dianya pilih jadi petani, mengais manisnya rejeki dari bertanam semangka inul. Dianya terhitung barisan angkatan milenial atau angkatan Y sebab tercipta di antara bentang tahun 1980-an sampai 1995. Tiada banyak berteori, dianya mengaplikasikan langkah bertani organik menanam semangka inul, semangka hibrida berupa lonjong seperti pepaya dengan warna kulit hijau serta daging buahnya memiliki warna merah serta ada pula yang kuning.
Di tempat kering selebar 5.000 mtr. persegi ini dianya menanam tiga macam varietas semangka inul, terhitung semangka berkulit kuning dengan daging memiliki warna kuning. Berlainan dengan semangka kulit hijau, semangka kulit kuning ini harga paling Mengenal Ayam Bangkok Terbesar Di Dunia rendah per kilogramnya Rp6 ribu.Sesaat semangka kulit hijau, harga paling rendahnya sekitar Rp3 ribu sampai Rp4 ribu per kilogramnya.
"Saya menanam semangka inul ini sebab rasa-rasanya manis sekali serta harga jualnya bagus di pasar, dari sisi periode tanamnya yang tidak begitu lama. Tercepat 50 hari bisa kita panen," ucapnya.Masalah perawatan, lebih Andi Pranoto, dianya yang anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Tegal menjelaskan, pengujian tempat secara periodik mulai dari keasaman tanah, kehadiran hama serta pemberian gizi yang imbang teratur dikerjakan. Sesaat untuk keperluan pengairan tidak begitu dia cemaskan sebab tanaman semangka memerlukan semakin sedikit air. Demikian pula dengan masalah marketingnya.
"Kita pilih tidak jual hasil panen ini ke tengkulak. Sebab dengan mendayagunakan masyarakat atau beberapa orang seputar untuk menjualkan kita bisa untung serta mereka juga turut kebagian rejeki," sambungnya.
Untuk sekarang ini, dianya telah mendayagunakan minimal 20 orang penjual retail dengan metode bayar sesudah buah semangka laris terjual.
Saat itu, Bupati Tegal Umi Azizah waktu turut menuai panen buah semangka ini menjelaskan, pertanian ialah kebun usaha yang tidak ada matinya sebab seluruh orang perlu makan, perlu pangan, terhitung buah-buahan. Sebagian besar produk pangan dibuat oleh petani. Karenanya, dia mengharap angkatan muda jangan sangsi untuk masuk di dunia pertanian. Jika ingin dihitung, pendapatan petani pun tidak kalah dari pendapatan karyawan atau pegawai.